Rencana Studi #LPDP Sharing

Gambar: http://www.lpdp.depkeu.go.id/
Menyandang gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan memiliki pengalaman sebagai Pengajar Muda pada Gerakan Indonesia Mengajar, saya merencanakan melanjutkan studi magister pada bidang keilmuan pendidikan di Queen’s University of Belfast yang ada di Inggris (Irlandia Utara) dengan program studi Educational Studies (MEd). Waktu pelaksanaan studi direncanakan selama 12 bulan (full time), dengan dipersyaratkan menempuh 180 kredit yang sudah termasuk tugas akhir (tesis) di dalamnya. Studi MEd menawarkan fleksibilitas melalui berbagai pilihan materi yang berkaitan dengan isu-isu pendidikan mutakhir, menyiapkan skill, teori, sampai pada evaluasi pendidikan. Kisaran topik yang ditawarkan pada program ini adalah penilaian, perilaku, kurikulum, pembelajaran, dan praktek. Mata kuliah yang disediakan dan akan dipelajari dalam dua semester meliputi Hak Pedagogi Anak, Mendidik Anak Laki-Laki dan Perempuan: Memahami Gender di Sekolah dan Ruang Kelas, Pendidikan: Hukum dan Hak Anak, Penelitian dalam Proses Belajar Mengajar di Kelas, Perubahan Perilaku dalam Pendidikan, Kurikulum: Teori, Praktek dan Evaluasi, Metode dan Analisis dalam Penelitian Pendidikan, Penelitian Tindakan Kelas, Refleksi Pendidikan dan Mengajar Keterampilan Berpikir dan Kemampuan Personal: Teori dan Praktek.  

Alasan saya memilih Queen’s University of Belfast, selain menawarkan mata kuliah yang sesuai dengan bidang yang saya tekuni selama ini dan relevan dengan rencana penelitian, kampus tersebut berada pada peringkat ke-8 di Inggris dalam kaitannya dengan intensitas penelitian. Jurusan pendidikan di kampus tersebut telah menduduki peringkat ke-4 di Inggris dalam kaitannya dengan intensitas penelitian yang berkisar 87 persen dari penelitian yang dilakukan dinilai sebagai internationally excellent or world leading (REF, 2014). Kampus tersebut masuk dalam rangking 200 universitas terbaik di dunia dengan fasilitas perpustakaan yang modern dan masuk terbesar di UK serta pengajar-pengajarnya dari kalangan profesor yang profesional. Alasan lainnya adalah setelah saya menelusuri program Magister Pendidikan di kampus yang ada di Indonesia, ternyata belum menawarkan mata kuliah yang sedikit banyak menyinggung seputar Hak Pedagogi Anak, Pendidikan Gender, dan Pendidikan Hukum dan Hak Anak.

Mata kuliah jurusan Educational Studies memiliki korelasi dengan topik penelitian yang hendak saya teliti dalam penyelesaian tesis, yaitu berkaitan dengan Towards a Peacebuilding Education for Children. Topik penelitian yang akan saya lakukan selama studi di Queen’s University of Belfast ini, berkaitan juga dengan penelitian skripsi saya sebelumnya, Peace Education dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam. Katertarikan saya meneliti topik ini erat kaitannya dengan pengalaman saya waktu menempuh pendidikan baik di sekolah formal, non-formal dan juga di pondok pesantren, dimana masih sarat dengan kekerasan, bullying, konflik destruktif dan diskriminasi, selain itu, saya kerap menemukan kasus tersebut ketika bertugas sebagai guru di dua sekolah dasar, SDN 30 Inpres Ulidang, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat dan SDS Terang Agung, Kabupten Tulang Bawang Barat, Lampung. Bahkan, seperti Gerakan Indonesia Mengajar yang mengirimkan guru ke sekolah di pelosok-pelosok Indonesia, belum memasukkan isu-isu pembelajaran nir-kekerasan kepada Pengajar Muda saat pelatihan, padahal bagi saya sangatlah penting dipahami.

Lebih jauh lagi, saat saya aktif di Peace Generation Yogyakarta sampai saya menjabat sebagai Person in Charge (PIC) tahun 2011, yaitu sebuah organisasi kepemudaan yang bergerak di bidang advokasi dan penyebaran perdamaian bagi pemuda-pemuda Indonesia, khususnya pemuda di Yogyakarta. Dengan beberapa program, diantaranya: program Goes To Schools, yaitu menyebarkan perdamain ke sekolah-sekolah, Pekan Hak Asasi Manusia, yang diadakan dalam rangka memperingati pejuang Hak Asasi Manusia: Munir, Peace Camp, kemah perdamaian yang pesertanya dari beragam suku, bahasa, agama dan kepercayaan, bahkan ada yang dari luar Indonesia yang mengikuti kemah tersebut, Trauma Healing bagi anak-anak korban merapi, Training of Trainer for Peacemaker khusus bagi anggota Peace Generation lintas angkatan dan masih banyak program lainnya. Lewat komunitas inilah saya sangat tertarik dengan isu seputar perdamaian ditambah lagi jurusan saya yang berada di naungan pendidikan. 

Akhirnya, apabila lolos beasiswa LPDP, saya akan fokus menyelesaikan perkuliahan secepat mungkin agar sesuai dengan yang ditargetkan sehingga kemudian bisa langsung mengabdi bagi Indonesia tercinta, yaitu berkontribusi pada dunia pendidikan. Aktivitas di luar perkuliahan, saya akan fokus belajar di perpustakaan, membangun jaringan dengan pihak-pihak kampus dalam melakukan penelitian dengan harapan hasil penelitian saya bisa memiliki andil bagi pendidikan di Indonesia. Selain itu, saya akan membangun jaringan dengan mahasiswa Indonesia yang ada di sana agar bisa merencanakan sebuah program bersama untuk kemajuan Indonesia serta akan menulis artikel untuk jurnal Internasional. Intinya, saya berharap dengan belajar program Master di luar negeri lewat beasiswa dari uang rakyat Indonesia, apapun yang saya lakukan harus mengedepankan bagi kebermanfaatan bagi Indonesia.

Komentar

First Dira mengatakan…
Assalamu'alaikum
Terimakasih mas nurul ihsan. Tulisan mas sangat membantu.
Bolehkah sy minta essay ttg kontribusi dan sukses terbesar dlm hidup? Kalau mas berkenan mohon utk d kirim ke rahmadira92@gmail.com
Terimakasih banyak mas.
M Nurul Ikhsan Saleh mengatakan…
Waalaikumsalam.
Kedua tulisan yang kamu minta juga ada di blog ini. Berikut linknya;
Kontribusiku Bagi Indonesia
http://mnurulikhsansaleh.blogspot.co.id/2015/09/kontribusiku-bagi-indonesia-lpdp-sharing.html
Sukses Terbesar dalam Hidupku
http://mnurulikhsansaleh.blogspot.co.id/2015/09/sukses-terbesar-dalam-hidupku-lpdp.html

Postingan Populer