Antara Muhammad Dan Karl Marx


Judul Buku : Muhammad SAW dan Karl Marx; Tentang Masyarakat Tanpa Kelas
Penulis : Munir Che Anam
Pengantar : KH. Abdurrahman Wahid
Penerbit : Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, Maret 2008
Tebal : xx + 289 halaman

Muhammad saw dan Karl Heinrich Marx adalah dua sosok pemikir yang telah mengguncangkan peradaban uamt manusia. Keduanya mampu memengaruhi pola pikir dan tindakan ”bermiliar-miliar” orang. Sampai hari ini, setidaknya pengaruh itu masih tertanam kuat dalam pikiran, tindakan bahkan hati umat manusia di seantero pelosok dunia (Michael H. Hart)

Muhammad saw adalah seorang Nabi bagi seluruh umat Islam, ia mampu melahirkan suatu masyarakat yang telah menciptakan revolusi terbesar dalam catatan sejarah umat manusia, yaitu suatu revolusi yang mencakup seluruh kegiatan manusia. Sosok Nabi Muhammad sering disebut sebagai “generalis ekstrem”, karena ajaran-ajaran dan perilakunya melintasi semua disiplin ilmu pengetahuan, pemimpin agama, kepala negara, ekonom, ilmuwan, pemimpin perang dan lain-lain. Beliau adalah ”pencatat” kitab suci al-quran kumpulan wahyu yang diyakini berasal langsung dari Allah swt melalui malaikat jibril yang sampai hari ini tetap utuh dan dijadikan pegangan oleh seluruh penganut Muhammad saw di seluruh pelosok dunia.

Muhammad saw telah mampu mengubah struktur sosial masyarakat yang timpang dan tidak manusiawi. Ia tidak hanya melakukan proter terhadap realitas sosio-kultural masyarakat Arab. Selain itu, Muhammad saw sebagai seorang insan yang memiliki keluasan hati untuk menampung cerita yang menyelimuti kehidupan umat manusia, problem kehidupan yang membebani, dan harapan-harapan yang menjadi dambaan hidup. Dia membawa harapan yang menjadi dambaan hidup. Dia membawa ajaran-ajaran yang mampu melahirkan peradaban, sehingga menjadi khazanah peradaban dunia yang tiada habisnya sepanjang abad. Tidak hanya itu, bahkan ajaran-ajarannya memberikan dorongan pula untuk senantiasa menuju kepada kemajuan, membuka wawasan tentang kehidupan dan manusia.

Begitu pun Karl Marx setelah dua abad wafatnya, dia masing menyandang seorang filosof yang tidak hanya mampu berteori saja akan tetapi juga menggerakkan umat manusia serta teorinya mampu memengaruhi hampir semua disimplin ilmu pengetahuan dewasa ini.

Karl Marx, yang lahir pada tanggal 5 mei 1818 di kota Triet, juga seorang ”generalis ekstrem” seperti Muhammad saw, karena karya-karyanya tidak dapat di masukkan dalam salah satu disiplin ilmu saja, tetapi mencakup ekonomi, sosiologi, politik, sejarah, dan filsafat secara simultan. Bahkan yang tidak kalah penting adalah Karl Marx sebagai pembawa harapan-harapan masa depan bagi terciptanya teori taman bunga di dunia, khususnya bagi kaum melarat dan mereka yang tercampakkan dari kehidupan.

Revolusi Karl Marx sudah lama mati, namun realita menunjukkan bahwa pemikirannya dan Marxismenya belum mati, dan berkembang menjadi anti-tesis dari pemikiran yang dominan dan aliran mainstream dari berbagai disiplin pengetahuan seiring dengan perkembangan kapitalisme. Bahkan pemikirannya mampu memengaruhi sebagian besar filsuf modern abad ke-20, baik yang berkonsentrasi dalam bidang politik, ekonomi, maupun dalam bidang sosiologi dan kebudayaan.

Dalam bidang ekonomi (marxian ekonomics0 tersendiri, maupun melahirkan ekonom seperti Rosa Luxemburg dan banyak lagi. Demikian halnya pengaruh marxisme juga telah melahirkan pemikir Marxis. Ketika zaman kolonialisme dan imperialisme tidak hanya Vladimir Lenin saja. Kenyataanya, Marxisme telah memberi inspirasi bagi tokoh-tokoh pemimpin kemerdekaan bangsa-bangsa terjajah di Amerika Latin, Asia, dan Afrika. Sebagian besar tokoh kemerdekaan bangsa terjajah diilhami oleh pemikiran Marxisme. Itulah mengapa era kolonialisme justru melahirkan pemimpin, pemikir, pahlawan dan budayawan anti penjajah, seperti Frans Fanon (Afrika), Mao Tse Tung (Cina), Ho Chi Minh (Vietnam), Tan Malaka, Seokarno, Hatta (Indonesia) dan lain-lain (hal. 11).

Marxisme masih saja mengilhami pemikir dan tokoh kritis terhadap formasi sosial paska kolonialisme dan kritik pembangunan, seperti tokoh pemikir ketergantungan di Amerika Latin seperti Andre Gunder Frank, Paul Baranm serta Furtado, serta Samir Amin di Afrika. Sampai pada saatdunia memasuki era baru neo-liberalisme dan globalisasi para pewaris tradisi marxisme juga masih memberi inspirasi terhadap munculnya gerakan sosial anti globalisasi saat ini.

Muhammad saw dan Karl Marx adalah dua tokoh umat manusia yang lahir dan mengantarkan serta menggerakkan dunia, keduanya merupakan nabi bagi para pengikutnya. Gagasan-gagasannya menjadi insprirasi umat manusia untuk bangkit dari keterbelakangan dan ketertindasannya. Terlepas dari pro dan kontra terhadap kedua tokoh tersebut, yang jelas keduanya memiliki mimpi besar tentang keadilan dalam masyarakat, di mana golongan masyarakat yang satu dengan yang lainnya tidak saling menindas. Dengan teori, gagasan serta model perjuangannya masing-masing, keduanya mempunyai latar belakang berbeda dan dilahirkan dalam tatanan masyarakat yang secara georafis berbeda meskipun ada berapa kemiripan, di mana Muhammad saw dan Karl Marx lahir pada saat masyarakat mengalami situasi keterbelakangan serta penghisapan yang sangat memprihatinkan.

Upaya Muhammad saw dan Karl Marx dalam mewujudkan masyarakat tanpa kelas secara filosofis menarik untuk dicermati. Bagaimana mereka melakukannya adalah suatu problem epistemologis yang perlu dikaji lebih mendalam. Dengan demikian, permasalahannya adalah bagaimana pemikiran Muhammad saw dan Karl Marx tentang masyarakat tanpa kelas. Apa persamaan dan perbedaan pemikiran Muhammad saw dan Karl Marx tentang masyarakat tanpa kelas ditinjau dari perspektif epistemologis. Bagaimana pengaruh ajaran Muhammad saw dan Karl Marx bagi perkembangan sejarah umat manusia di Indonesia. Temukan jawabannya dalam buku setebal 289 halaman ini!

Komentar

Postingan Populer